ALGOJO DARI POJOK DINGIN
Di tangan ini ada kerdip kilau belati bersalut makna
di tangan itu ada runcing mata pena bertatah permata
di dalam dada ini ada hukuman mati tanpa tanda Tanya
di dalam dada itu ada amarah maki yang membabi buta
tak pernah melafaz simpati pada cinta si Qais dan Laila
rela menguja demi mempertahankan seribu ikrar setia
Apa gunanya menafikan bahasa yang songsang maknanya
titipan marsum dari para makhdum ghani untuk kawulanya
cerita tentang daerah tiada dalam peta di tanahair merdeka
sedangkan mereka terlupa – mereka berpijak di bumi mana
dari ambang rahim bangsa siapa mereka kenal tentang dunia
atau tangan itu sengaja gatal mencacatkan lembutnya bahasa
katakan ini pesan kasih Algojo dari pojok dingin – buat semua
bukan salah tangan ini kiranya cinta dan janji tak berbalas setia
kerana kasihkan bahasa bonda agar tidak dianggap terlalu hina
mengajak melayu yang sesat kembali keperdu rumpun bangsa
lalu katakanlah pada dunia melayu kami ada sungai darahnya
rohani melayu kami ada dimana-mana walau jasad telah tiada
bangsa kami yang serumpunnya itu tetap berwarna hijau segar
bangsa kami yang kelopak kuntumnya tetap berkembang mekar
walau pun merdeka yang dahulu semakin jauh kami tinggalkan
namun generasi kami masih terus menuntut kemodenan merdeka
cuma sedikit perbezaannya hanyalah penjajahan jasad dan minda
rela menjaja bahasa yang kehilangan daulat maruah bangsa tercinta
hari ini marilah kita berhijrah mencari jalan menuju kedalam diri
bertanya pada atma rohani dengan cinta apa itu yang bernama merdeka
tentang seorang anak muda merdeka yang tak punya erti cinta bahasa
sehingga terlupa nama jalan desa rindu abadi menuju kerumah sendiri
tentang sighani yang mengukir nama tersasar jauh dilingkaran kota kaca
terasa murahnya harga maruah kalau mengaku dirinya orang berbangsa
MarjanS
D.L.O POS MALAYSIA
DAYA BUMI Oktober 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment